Dia tak menyapa, tak berbicara satu kata pun kepadaku.
Apa yang kau rahasiakan dariku?
Respon darinya hanyalah diam.
Langit tidaklah hidup, tetapi langit menemani makhluk hidup.
Jika dapat berkata, aku hanya dapat menebak apa yang ingin dia katakan:
"Mengapa kau menghiasi bumi dengan kejahatan, perang, dan lain-lain? Aku tak sanggup menatapnya... Tetapi apa daya, aku berada di atas bumi, terpaksa aku harus melihatnya."
Lalu aku sebagai manusia mengatakan:
"Mungkin kau memang bersedih, tetapi tahukah kamu bahwa sedihmu membawa bencana?"
dan dialog pun berlanjut...

Aku: "Aku memang bersalah, tetapi apa daya diriku hanya seorang. Melakukan perubahan juga takkan terlihat."
Langit: "Salah satu tugas manusia adalah membangun peradaban, jika bumi kotor apa yang kau ingin bangun? Sedangkan diriku saja kau lukis dengan yang namanya polusi. Siapa yang salah?"
"Siapa yang salah?", pertanyaan retorik yang tak perlu dijawab.
Dialog pun berakhir.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar