Waktu

Apa perbedaan sekarang dengan kemarin?
Apa perbedaan bulan ini dengan bulan lalu?
Apa perbedaan tahun ini dengan tahun lalu?

Kita melihat jauh.... Apa perbedaan zaman modern ini dengan zaman dahulu?

Zaman modern: Hidup mudah karena teknologi dan pengaruh-pun mudah menyerang karena pola pikir berubah..
Zaman dahulu: Hidup sulit karena perang dan pengaruh-pun sulit menyerang karena keberanian..

Waktu itu.......adil bukan?

(Qs: Al-Ashr: 1-3)

Bukan apa-apa

Kemenangan;
Penghargaan;
Pandangan orang-orang..

Apakah mudah didapat? Tidak!
Apakah mudah dipertahankan? Tidak!
.....dan pertanyaan terakhir: Apakah perlu dibanggakan?

Apa arti kata "Berhasil" menurut kita?
Menurut pendapat pribadi, kata "Berhasil" berarti:
"Berani, ketika kita melawan 2 kemungkinan: MENANG atau KALAH;
.....bukan kita mendapat kata "MENANG", walaupun mendapatkannya dengan kata "CURANG"!"


Manusia berhak mendapat penghargaan, tetapi tidak berhak membanggakan penghargaan dengan berlebihan!

Andaikan...

Andaikan aku menyadari dari dulu, aku tak akan sering menatap diriku di masa lalu;

Andaikan aku mengenal agamaku dari dulu, mungkin ilmuku sedikit lebih banyak dibanding sekarang;

Andaikan aku mempunyai banyak ilmu, pasti aku tidak malu bertemu seseorang;

Andaikan aku bukan pemalu, aku tak akan membandingkan diriku dengan orang lain;

Andaikan aku tidak punya sifat tersebut, aku pasti mengerti kalimat "Menjadi diri sendiri!";

Andaikan aku memahami kalimat tersebut, aku pasti memiliki jiwa pribadi yang kuat;

Andaikan pribadiku ini kuat, aku tidak akan mengikuti hawa nafsuku;

Andaikan diriku tidak mengikuti hawa nafsuku, aku yakin akan dicintai oleh-Nya.....

Tapi, andaikan aku yakin dicintai oleh-Nya, rasa cinta-Nya mungkin akan berkurang karena sifat sombongku;

Andaikan aku tidak banyak mengeluh, mungkin aku mengetahui arti bersyukur; dan


...Andaikan aku tidak mengenal kata "Andaikan", mungkin langkahku sudah lebih jauh dibandingkan sekarang!

Dialog Aku dan Langit

Aku menatap langit.....
Dia tak menyapa, tak berbicara satu kata pun kepadaku.
Apa yang kau rahasiakan dariku?
Respon darinya hanyalah diam.

Langit tidaklah hidup, tetapi langit menemani makhluk hidup.
Jika dapat berkata, aku hanya dapat menebak apa yang ingin dia katakan:
"Mengapa kau menghiasi bumi dengan kejahatan, perang, dan lain-lain? Aku tak sanggup menatapnya... Tetapi apa daya, aku berada di atas bumi, terpaksa aku harus melihatnya."
Lalu aku sebagai manusia mengatakan:
"Mungkin kau memang bersedih, tetapi tahukah kamu bahwa sedihmu membawa bencana?"


dan dialog pun berlanjut...


Langit: "Aku menangis untuk membantu membersihkan bumi, karena sejenismu saja yang membuat banjir karena sampah yang dibuang sembarangan."
Aku: "Aku memang bersalah, tetapi apa daya diriku hanya seorang. Melakukan perubahan juga takkan terlihat."
Langit: "Salah satu tugas manusia adalah membangun peradaban, jika bumi kotor apa yang kau ingin bangun? Sedangkan diriku saja kau lukis dengan yang namanya polusi. Siapa yang salah?"

"Siapa yang salah?", pertanyaan retorik yang tak perlu dijawab.

Dialog pun berakhir.....

Baju yang putih

Apakah anda sering menonton TV? Jika IYA, apakah anda sering melihat iklan detergen?
Pasti inti dari setiap iklan detergen bersih dan wangi. Putih cemerlang harum sepanjang hari.

Terus kenapa membahas detergen? Eitz, ngapain juga ana bahas detergen?

Ana terinspirasi dari status FB teman dan mengambil detergen sebagai sample. Mengapa detergen? Karena kita akan melihat dengan nyata bahwa putih cemerlang itu seperti apa? Pada dasarnya, detergen hanya memperlihatkan 'sisi luar' untuk membuktikan bahwa detergen ini adalah bagus.

Bagaimana kalau kita bandingkan pakaian tersebut dengan hati kita? Pada dasarnya kalau warna putih yang kita lihat di pakaian tersebut adalah 'kebaikan', lantas bagaimana dengan hati kita? Apakah putih bersih seperti luarnya? Owh, mata kita tidak bisa melihat suatu hal yang tidak terlihat seperti NIAT! Putih di luar, kotor di dalamnya seperti sifat tercela yang disebut Riya' maupun Sum'ah (Ingin dilihat/didengar), hal itulah yang sering 'merusak' niat baik kita. Mungkin di mata manusia kita akan dipandang lebih, tapi apakah kita bisa menduga bagaimana pandangan Sang Khalik ketika hal tersebut (riya'/sum'ah) memakan rasa percaya-Nya terhadap kita?

Putih kita tidak lebih dari kulit pucat, dan harum kita tidak lebih dari bau bangkai...

HINDARI PENYAKIT YANG BERNAMA RIYA' DAN SUM'AH!

Siang

Terik matahari, menyerang energi
Fisik lelah, mengganggu diri
Menunggu, menunggu, dan menunggu
Waktu makan siang yang dinanti.....

Kegiatan rumah, tiada henti
Menyapu, mengepel, bahkan mencuci
Istirahat, memanjakan diri
Mengulur waktu, menunggu malam hari.....

Melihat jam di dinding
Detik berputar, tanpa kendali
Sambil mengerjakan tugas hari ini
Bel berbunyi, senangnya hati.....

Keadaan siang emosi terlihat, tenaga terkuras, menunggu waktu berakhir.....

Pagi

Pagi hari, di kota
Kicau burung terdengar mati
Bunyi kendaraan bermotorlah yang mewakili
Polusi udara pun melukis langit.....

Ayam berkokok di desa yang tenang
Mereka berjalan, wajah terlihat segar
Anak-anak bermain, terlihat riang
Sedangkan pandangan kita, terlihat awam.....

Di dalam rumah, jendela dan pintu dibuka
Cahaya pun masuk, tanda hilangnya malam
Sepotong roti dan secangkir kopi
Mengawali hari yang terlihat berarti.....

Keadaan pagi, lain daerah, lain suasana, lain aktivitas.....

Malam

Dialog dua manusia
Mereka membicarakan sesuatu, tidak penting
Mereka tersenyum sendiri, tidak berarti
Tak terlihat jarak yang membatasi, tidak peduli

Seorang laki-laki mengetuk pintu
Dibukakan oleh istrinya ditambah senyum
Walaupun sedikit, rasa letih pun hilang
Disambut hidangan lezat dan ekspresi si buah hati

Mereka berkumpul tanpa sebab
Ditemani motor-motor, dan botol-botol
Orang melihat, lalu pergi
Terlihat seperti hal yang tak perlu dipermasalahkan

Keadaan malam yang bermacam-macam, sunyi, sulit untuk dimengerti.....

1 Bait untuk Dunia Maya

Aku melakukan ini
Bukan membicarakan masalah hati,
Bukan untuk mencari simpati,
Bukan tak berani mati

Apa arti puisi diatas?
Terkadang orang relatif menilai bahwa orang yang sering 'berkoar-koar' di dunia maya adalah orang lemah.

Lemah bukanlah orang yang tak bisa melangkah.

Mengapa ana berkata demikian? Karena ana menganggap bahwa orang yang hebat pun pernah berhenti melangkah. Berhenti bukan berarti mati, ia hanya ingin langkah yang diambil selanjutnya adalah yang terbaik.

Bukan membicarakan masalah hati: Dunia maya bukanlah hati anda. Usahakan janganlah dijadikan sebagai tempat untuk menuliskan keadaan hati yang kurang berguna.

Bukan untuk mencari simpati: Cukup jadikan hal tersebut sebagai tempat memberikan semangat/motivasi, ide, maupun kreasi. Tetapi perbaiki niat anda agar apa yang kita berikan menjadi 'ladang amal'

Bukan tak berani mati: Dunia penuh sekali dengan informasi. Tetapi sedikit sekali informasi yang benar dibandingkan informasi yang 'membenarkan'. Fungsi media massa sudah disalahgunakan! Marilah gunakan dunia maya sebagai alat informasi yang mengatakan KEBENARAN!

Ujung sebuah cita-cita.

Ketika kita baru lahir, apa yang kita lakukan?
Dimulai dari kata belajar. Kita belajar mengaktifkan fungsi tubuh yang sebenarnya.
Kita merangkak, duduk, berdiri, maupun berjalan
Saat itu kita tak kenal kata putus asa

Setelah itu kita mencoba mengenali apa itu dunia
Kita mencoba berbicara, mencari nama-nama benda dan menyebutkannya
Kita mencoba mengendarai sepeda, walaupun memakai sepeda 4 roda
Kita mengenali kata sulit, sukar, ataupun sejenisnya

Saat kita memakai seragam sekolah
Kita mengasah kemampuan otak.
Hitung-berhitung, membaca, menulis, semua kita latih
Yang paling penting adalah memahami

Ketika remaja kita mencoba menerawang
Apa cita-citaku? Bagaimana menggapainya?
Mencoba meraih cita-cita, seperti menaiki puncak
Ketika mencapai puncak, kita ingin melewati yang lebih tinggi yaitu langit

Usaha dan kerja keras pun ditambah
Waktu terasa lama ketika kita menghadapi masalah
Waktu terasa cepat ketika menemukan solusi dan terbebas dari masalah
Proses mencapai langit pun tercapai

Langit pun terlampaui, apa yang kita inginkan berikutnya?
Terfikir oleh kita, di atas langit ada galaksi
Merasa tak bisa mencapainya, mencoba mencari solusi
Akhirnya kita mengetahui, untuk mencapai galaksi cukup dengan imajinasi

Lalu kita berfikir imajinasi bisa menembus segalanya
Apakah benar? Ternyata kita salah
Yang tidak bisa ditembus imajinasi adalah SURGA dan NERAKA ALLAH
Kita tak dapat berimajinasi bagaimana kenikmatan-Nya maupun siksa-Nya

Untuk mengetahuinya ada 1 kata yang pasti: MATI
Ketika berfikir itu, kita tak mau mencobanya
Merasa amal baik belum cukup dan hanya ingin meraih kata SURGA
Cita-cita tak terbatas pun memiliki ujung ketika kita menyadari bahwa SURGA adalah hal tertinggi yang ingin kita raih