Malu, ketika meletakkan dirimu di bawah mereka
Padahal yang terbelenggu di bawah lebih mulia
Harus segera dibebaskan, bagaimana pun caranya
Apakah kamu mendapatkannya?
Malu untuk mengalahkan dirimu itu tidak baik
Malu untuk mengalahkan kesalahan itulah yang benar
Penantang
Janganlah menjadi penantang
Jika tidak mau berkorban apapun
Janganlah menjadi penantang
Jika tidak punya pegangan apapun
Janganlah menjadi penantang
Jika perasaan diletakkan paling depan
Janganlah menjadi penantang
Jika tak bisa membedakan kawan dan lawan
Harga mati
Ibadah itu harga mati!
Mau diterima atau tidak, harus dilakukan!
Bukan berarti sesuka hati dalam melakukannya!
Seperti Lebah
"Seperti lebah yang tegas dan kokoh dalam jamaah yang Islami
Yang tanggung jawabnya menyeruak keseluruh lapisan umatnya
Yang mampu belajar dan mengajar
Butir–butir kaderisasi yang hanya memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik"
Thufail Al-Ghifari - Surat dari Garis Depan Perlawanan
Luka
Tak perlu mengingat perihnya luka
Luka hanya bercerita
Sekeras apa usahamu
Sebesar apa pengorbananmu
Seluas apa keikhlasanmu
Tuhan, dimana?
"Tuhan dimana?", kata mereka
melihat fenomena kekejian hidup fana
"Tuhanmu dimana?", kata mereka
meledek orang yang tidak bisa apa-apa
"Tuhanku dimana?", kata mereka
yang tersesat dalam kesedihan dan kegelisahan
Dalam hati
Keraguan itu menciptakan dua hati
Hati yang menerima, hati yang menolak
Dan salah satunya adalah nasfu
Berkamuflase, mengelabui pemilik hati
Menyerang akal sehat, menelan bulat-bulat
Mengakses pemikiran menyimpang
Membenarkan perilaku salah
Jangan panik!
Jagalah kerangka akal
Yang membuatmu berdiri dalam keyakinan
Komitmen, prisip, apalah namanya
Doktrin masa kecil yang benar
Menggores noda permanen pada hati dan otak
Hanya kerangka?
Hidupkanlah!
Bagaimana caranya?
Materialnya tidak cukup
Bekerjalah untuk mendapatkannya
Masih belum cukup?
Cobalah meminta
Kepada siapa?
Siapa yang membuat hati?
Siapa yang membuat kita berakal?
Janganlah sombong
Kita tak memiliki apa-apa di dunia ini
Janganlah genngsi
Kita tak memiliki kesempurnaan sejati
Hati yang menerima, hati yang menolak
Dan salah satunya adalah nasfu
Berkamuflase, mengelabui pemilik hati
Menyerang akal sehat, menelan bulat-bulat
Mengakses pemikiran menyimpang
Membenarkan perilaku salah
Jangan panik!
Jagalah kerangka akal
Yang membuatmu berdiri dalam keyakinan
Komitmen, prisip, apalah namanya
Doktrin masa kecil yang benar
Menggores noda permanen pada hati dan otak
Hanya kerangka?
Hidupkanlah!
Bagaimana caranya?
Materialnya tidak cukup
Bekerjalah untuk mendapatkannya
Masih belum cukup?
Cobalah meminta
Kepada siapa?
Siapa yang membuat hati?
Siapa yang membuat kita berakal?
Janganlah sombong
Kita tak memiliki apa-apa di dunia ini
Janganlah genngsi
Kita tak memiliki kesempurnaan sejati
Insting
Mata tak perlu menilai ketika curiga
Tangan tak perlu bicara ketika marah
Kaki tak boleh berfungsi saat depresi
Tangan tak perlu bicara ketika marah
Kaki tak boleh berfungsi saat depresi
Titik
Titik adalah tanda selesainya kalimat
Apakah ada kata terlahir setelah itu? Terserah
Apakah ada kalimat terlahir setelah itu? Silahkan
Bertanggung jawablah agar membentuk akhir cerita yang terbaik!
Apakah ada kata terlahir setelah itu? Terserah
Apakah ada kalimat terlahir setelah itu? Silahkan
Bertanggung jawablah agar membentuk akhir cerita yang terbaik!
Muak
Muak terhadap yang membenci hujan,
sedangkan gembira melihat pelangi
Muak terhadap yang membenci ulat,
sedangkan terpesona melihat kupu-kupu
Bukan untukku, bukan untukmu
Untuk yang paling lama bersabar menunggu
sedangkan gembira melihat pelangi
Muak terhadap yang membenci ulat,
sedangkan terpesona melihat kupu-kupu
Bukan untukku, bukan untukmu
Untuk yang paling lama bersabar menunggu
Langganan:
Postingan (Atom)