Senyum Ramadhan


Menunggu kehadirannya
Semakin dekat, semakin terasa
Nuansa... Ramadhan tiba...

Senyum menghias, dirinya datang
Maaf turun deras, bagai hujan

Sedikit lagi...
Berapa sisa umurku? Apakah masih cukup?
Izinkan mengenal kembali, suasana fitri...

Gelap


Gelap bukan buruk
Tenang dan sunyi, bukan menjerit
Tak melihat apapun, kecuali khayalan...

Tak tergambar, tak menghiasi
Tuntunlah diri ini, menembus batas diri

Pemurung


Melihat langit, wajah termenung
Menyaksikan pagi hari yang mendung
Tidak bersiap diri, mengambil payung
Selalu menyalahkan cuaca yang tidak mendukung...

Malu melihat mereka, para pemulung
Hidup mereka, tidaklah beruntung
Masa depan hitam, terlihat buntung
Mereka hidup lebih keras, dengan bertarung!

Keseimbangan


Belajar dari pagi dan malam hari
Keseimbangan, saling terikat walau tidak bersama

Rasional


Kau menakutkan...
Bukan diri maupun wajah
Otakmu!

Otak yang menciptakan pribadi,
Otak yang melahirkan logika,
Mengalahkan hal yang tidak rasional...

Want to be free!


Memakan atau dimakan?
Terlepas atau tertangkap?
Posisi bertahan tidak berguna

Aku ingin bebas
Bebas melihat dunia, bukan perbuatan...

Aku memilih terluka
Terluka.....membantuku terjaga...

Pelangi


Buta: "Apa itu pelangi? Kata mereka, pelangi itu yang menghiasi langit dengan warnanya. Aku tak tahu, tapi apa daya? Aku hanya mengenal warna hitam saja..."

Tuli: "Indah menghias langit, berwarna-warni. Apa itu? Apa namanya? Aku tak tahu... Yang bisa kudengar hanya suara hati ini!"

Bisu: "Aku tahu itu pelangi... Aku tahu pelangi itu indah... Tapi aku tak tahu, kenapa diriku tak bisa mengucapkannya? Indah...tapi tetap aku tak bisa mengucapkan hal indah tersebut..."

Kekurangan menciptakan komunikasi,
bukan bahan isolasi, bahan diskriminasi..

Resistance for Ourselves!

Adaptasi... Hitam-putih
Mana yang hitam, mana yang putih?
Tak terlihat, tak tahu siapa mereka?
Mereka mengenalkan jalan neraka...

Garis-garis membuat simbol
Bagai dunia tanpa matahari
Membuat cahaya sendiri
Mengatakan "Inilah matahari!"


Bantu diri untuk mengerti
Bantu diri untuk berdiri
Mengenal diri dan mandiri
Menginjak dunia berduri

Dewasa


Dewasa bentuk fisik
Dewasa bentuk pikiran

Tak perlu bantuan, salah!

Arah hidupmu, arah hidupku
Tak menentu dan tak pasti...

Mana yang benar, arti kata dewasa?
Adaptasi... Tetap, tak berubah...

Bawah kuasa, atas mereka!

Tak akan menampung, tak akan turun
Tetap di atas, tiada ampun

Mengukir sejarah arti samar, tak sadar, sukar...
Kita yang tidak paham, hanya terdiam
Kita yang tidak peduli, seakan dibeli
Kita dibodohi, mereka dipatuhi

Minoritas kuasa seakan kandas
Mayoritas kuasa dilandasi emas
Nilai bawah dikalahkan nilai atas
Semudah itukah kita percaya?
Tipu daya mereka, seperti cahaya
Terlihat palsunya upaya...

Salah siapa? Ayo bergerak!

Sendiri

Bersama lebih berani
Sendiri lebih mandiri


Ada waktu disaat kita harus bersama,
tapi jangan lupa, hidup bukanlah bersama.

Tulisan


Tulisanmu bernilai lebih dari tulisanku...
Dalam bahasamu,
Dalam semangatmu,
Dalam pengaruhmu...

Berbeda jauh dari tulisanku...
Meniru wajah tulisanmu
Karakter tertutup hilang sinarnya
Terbatas tinta yang kupunya...

Tak berwarna, mungkin itulah aku...
Ciri khas-ku, tetap nomor satu...

Benar untuk satu hal

A: "Oi, yang namanya Nova cantik yah?"
B: "Meneketehe.. gue mah ga merhatiin.."
A: "Iye, bedon.. Temen sekelas lo juga!"
B: "Emang kenape tuh orang?"
A: "Waktu itu khan gue coba deketin tuh...eh, ga jadi deh. Non-muslim sih.."

Jikalau dia muslim, apakah Islam memperbolehkan pacaran?
...tetapi terima kasih karena masih mengingat statusmu!

Pacaran... Islami?


Eh, ada lho pacaran islami...
Pacaran islami itu:
Tidak berpegangan tangan;
Tidak berduaan di tempat sepi..
Beda khan dengan pacaran zaman sekarang?

Bukankah status "ga pacaran" juga bisa melakukan syarat tersebut?

Mabuk Islami, Judi Islami, Korupsi Islami...
Apakah nanti akan muncul istilah lucu seperti itu?

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Qs Al-Isra': 32)

Doktrin

Hari ini kita menerima pepatah mereka
"Waktu adalah uang!"


Nanti kita akan merasakan pahitnya uang,
Mengetahui pepatah sesungguhnya:
"Waktu adalah pedang!"

Diriku RUSAK!


Mungkin diri ini sudah rusak bertahun-tahun lalu
Masa lalu, apa aku harus menyalahkannya?
Masa lalu, apa semudah itu diriku menyalahkannya?
Masa lalu, apa aku akan selalu menyalahkannya?

Masa lalu apa diriku yang lalu?

Biru

Langit dan bumi, bersama pada satu teritorial.

Cukuplah diri ini menjadi bumi.
Mendinginkan diri dengan luas birunya lautan,
Menyegarkan hati dengan oksigen dari pepohonan.

Kuanggap mereka sebagai langit.
Cantik karena warna birunya,
Mendandani dirinya dengan pelangi.

Menyatu walau berbeda...
Biru...hal yang kurasakan...
Terima kasih.

Tugas Manusia

Tipu daya, konspirasi, kerusakan, dll.
Sudah melanda dan menghiasi bumi

Terlihat jelas, tetapi banyak yang mengelak
Semudah itukah kita terima? Menyerah?

Bagian dunia apalagi yang harus dipercaya?
Apakah tak ada kejujuran di dunia ini?

Al-Qur'an dan Al-Hadist kita letakkan dimana?


Ingatlah tugas manusia:
Beribadah kepada ALLAH; (Qs Adz-Dzariyat: 56)
Menjadi khalifah di muka bumi; (Qs Al-Baqarah: 30) dan
Membangun peradaban